MAKALAH
KETAHANAN NASIONAL
PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
Disusun Oleh :
Maheswara Prathama
NPM : 23317442
Kelas 2TB05
UNIVERSITAS GUNADARMA
FAKULTAS TEKNIK SIPIL
DAN PERENCANAAN
JURUSAN ARSITEKTUR
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar
Belakang
Setiap
bangsa dalam mempertahankan eksistensi dan mewujudkan cita-citanya perlu
memiliki pemahaman mengenai geopolitik dan geostrategi. Geopolitik bangsa
Indonesia diterjemahkan dalam konsep Wawasan Nusantara, sedangkan geostrategi
bangsa Indonesia dirumuskan dalam konsep Ketahanan Nasional.
Sesuai dengan bagan paradigma
ketatanegaraan Negara Republik Indonesia, maka Ketahanan Nasional (Tannas)
merupakan salah satu konsepsi politik dari Negara Republik Indonesia. Ketahanan
Nasional dapat dikatakan sebagai konsep geostrateginya bangsa Indonesia. Dengan
kata lain, geostrategi bangsa Indonesia diwujudkan melalui konsep Ketahanan
Nasional.
Ketahanan
Nasional adalah suatu kondisi dinamis suatu bangsa yang terdiri atas
ketangguhan serta keuletan dan kemampuan untuk mengembangkan kekuatan nasional
dalam menghadapi segala macam dan bentuk ancaman, tantangan, hambatan dan
gangguan baik yang datang dari dalam maupun luar, secara langsung maupun yang
tidak langsung yang mengancam dan membahayakan integritas, identitas, kelangsungan
hidup bangsa dan negara serta perjuangan dalam mewujudkan tujuan perjuangan
nasional.
Geostrategi adalah suatu cara atau
pendekatan dalam memanfaatkan kondisi lingkungan untuk mewujudkan cita-cita
proklamasi dan tujuan Nasional. Ketahanan Nasional sebagai geostrategi bangsa
Indonesia memiliki pengertian bahwa konsep ketahanan Nasional merupakan
pendekatan yang digunakan bangsa Indonesia dalam melaksanakan pembangunan dalam
rangka mencapai cita-cita dan tujuan nasionalnya. Ketahanan nasional sebagai
suatu pendekatan merupakan salah satu pengertian dari konsepsi ketahanan
nasional itu sendiri.
Hakekat
Ketahanan Nasional Indonesia Adalah Keuletan dan ketangguhan yang mengandung
kemampuan mengembangkan kekuatan nasional untuk dapat menjamin kelangsungan
hidup dan tujuan negara. Hakekat Konsepsi Ketahanan Nasional Indonesia adalah
Pengaturan dan penyelenggaraan kesejahteraan dan keamanan secara seimbang,
serasi dan selaras dalam seluruh aspek kehidupan nasional. Model Alfred Thayer
Mahan menjelaskan tentang konsepsi dasar ketahanan nasional sebagai kekuatan
nasional suatu bangsa, yang dapat di penuhi apabila bangsa tersebut telah
memenuhi unsur-unsur sebagai berikut:Letak geografi, Bentuk atau wujud bumi,
Luas wilayah, Jumlah penduduk,Watak nasional atau bangsa, Sifat
pemerintahan.Ketahanan nasional ini, tergantung pada kemampuan bangsa dan
seluruh warga Negara dalam membina aspek alamiah serta aspek social sebagai
landasan penyelenggaraan kehidupan nasional di segala bidang Sifat Ketahanan Nasional
Indonesia
1. Mandiri
adalah Percaya pada kemampuan dan kekuatan sendiri bertumpu pada identitas,
integritas dan kepribadian. Kemandirian merupakan prasyarat menjalin kerjasama
yang saling menguntungkan
2. Dinamis
adalah Berubah tergantung pada situasi dan kondisi bangsa dan negara serta
kondisi lingkungan strategis.
3. Wibawa
adalah Pembinaan ketahanan nasional yang berhasil akan meningkatkan kemampuan
bangsa dan menjadi faktor yang diperhatikan pihak lain.
4.
Konsultasi dan Kerjasama yaitu Sikap konsultatif dan kerjasama serta saling
menghargai dengan mengandalkan pada kekuatan moral dan kepribadian bangsa.
B. Rumusan
Masalah
1.Bagaimanakah
sistem ketahanan keamananan nasional sebagai geostrategi indonesia ?
BAB II
PEMBAHASAN
Ketahanan
Nasional sebagai Geostrategi Indonesia
A. Pengertian Ketahanan Nasional
Ketahanan berasal dari asal kata “tahan” ;
tahan menderita, tabah kuat, dapat menguasai diri, tidak kenal menyerah.
Ketahanan berarti berbicara tentang peri hal kuat, keteguhan hati, atau
ketabahan. Jadi Ketahanan Nasional adalah peri hal kuat, teguh, dalam rangka
kesadaran, sedang pengertian nasional adalah penduduk yang tinggal disuatu
wilayah dan berdaulat. Dengan demikian istilah Ketahanan Nasional adalah peri
hal keteguhan hati untuk memperjuangkan kepentingan nasional. Pengertian
Ketahanan Nasional dalam bahasa inggris yang mendekati pengertian aslinya
adalah national resilience yang mengandung pengertian dinamis, dibandingkan
pengertian resistence dan endurence.
Ketahanan Nasional merupakan kondisi
dinamis suatu bangsa, berisi keuletan dan ketangguhan yang mengandung kemampuan
untuk mengembangkan kekuatan nasional, dalam menghadapi dan mengatasi segala
tantangan, ancaman, hambatan, serta gangguan baik yang datang dari luar dan
dalam yang secara langsung dan tidak langsung membahayakan integritas,
identitas, kelangsungan hidup bangsa dan negara serta perjuangan mengejar
Tujuan Nasionalnya.
Keadaan atau kondisi selalu berkembang dan
keadaan berubah-ubah. Oleh karena itu Ketahanan Nasional harus dikembangkan dan
dibina agar memadai sesuai dengan perkembangan zaman. Jika kita mengkaji
ketahanan nasional secara luas kita akan mendapatkan tiga “wajah” Ketahanan
Nasional, walaupun ada persamaan tetapi ada perbedaan satu sama lain :
1) Ketahanan Nasional sebagai kondisi
dinamis mengacu keadaan “nyata riil” yang ada dalam masyarakat, dapat diamati
dengan pancaindra manusia. Sebagai kondisi dinamis maka yang menjadi perhatian
adalah ATHG di satu pihak dan adanya keuletan, ketangguhan, untuk mengembangkan
Ketahanan nasional dalam mengatasi ancaman.
2) Ketahanan Nasional sebagai konsepsi
pengaturan dan penyelenggaraan negara diperlukan penataan hubungan antara aspek
kesejahteraan (IPOLEKSOSBUD) dan keamanan (Hankam). Dalam konsepsi pengaturan
ini dirumuskan ciri-ciri dan sifat-sifat Ketahanan Nasional, serta tujuan
Ketahanan nasional.
3) Ketahanan Nasional sebagai metode
berpikir, ini berarti suatu pendekatan khas yang membedakan dengan metode
berpikir lainnya. Dalam ilmu pengetahuan dikenal dengan metode induktif dan
deduktif, hal ini juga dalam Ketahanan nasional, dengan suatu tambahan yaitu
bahwa seluruh gatra dipandang sebagai satu kesatuan utuh menyeluruh.
B. Metode Astagatra
Dalam usaha mencapai tujuan
nasional senantiasa menghadapi ATHG sehingga diperlukan suatu ketahanan yang
mengandung kemampuan mengembangkan kekuatan nasional yang didasarkan
pokok-pokok pikiran sebagai berikut.
Sebagai makhluk Tuhan petama-tama
berusaha mempertahankan kelangsungan hidupnya. Secara antropologis budaya
manusia merupakan makhluk tuhan paling sempurna karena mempunyai akal budi
sehingga lahir manusia berbudaya. Sebagai manusia berbudaya mengadakan hubungan
dengan alam sekitarnya dalam usaha mempertahankan eksistensinya dan
kelangsungan hidupnya. Hubungan-hubungan itu adalah (i) hubungan manusia dengan
Tuhannya, dinamakan “agama”, (ii) hubungan manusia dengan cita-citanya
dinamakan “ideologi”, (iii) hubungan manusia dengan kekuasaan, dinamakan
“politik”, (iv) hubungan manusia dengan pemenuhan kebutuhan, dinamakan
“ekonomi”, (v) hubungan manusia dengan manusia lainnya, dinamakan “sosial”,
(vi) hubungan manusia dengan rasa keindahan, dinamakan “seni/budaya”, (vii)
hubungan manusia dengan pemanfaatan alam, dinamakan “IPTEK’, (viii) hubungan
manusia dengan rasa aman, dinamakan “Hankam”.
Hubungan manusia dengan
lingkungannya pada hakikatnya dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya,
yaitu kesejahteraan dan keamanan. Untuk menjamin kelangsungan hidup suatu
bangsa diperlukan suatu konsep pengaturan dan penyelenggaraan kesejahteraan dan
keamanan serasi dalam semua aspek kehidupan nasional. Ketahanan Nasional pada
hakikatnya merupakan konsepsi dalam pengaturan dan penyelenggaraan
kesejahteraan dan keamanan dalam kehidupan nasional. Kehidupan nasional dapat
dibagi dalam berbagai aspek sebagai berikut: (i) aspek alamiah yang meliputi
posisi lokasi geografi, keadaan dan kekayaan alam, serta kemampuan penduduk,
(ii) aspek alamiah terdiri dari 3 aspek yang dikenal dengan istilah “Trigatra”,
(iii) aspek sosial yang meliputi IPOLEKSOSBUD-Hankam, yaitu ideologi, politik,
sosial, budaya, dan hankam atau dikenal dengan istilah pancagatra. Kehidupan
nasional merupakan gabungan antara trigatra dan pancagatra, sehingga disebut
juga dengan istilah astagatra. Antara gatra satu dan lainnya terdapat hubungan
timbal balik (korelasi) dan saling ketergantungan (interdependensi).
(Bandingkan dengan konsep Hans Morgenthau dalam Politic among Nations;
unsur-unsur kehidupan nasional terdiri dari geografi, sumber alam, kapasits
industri, kesipaan militer, penduduk, karakter nasional, semangat nasional,
kualitas diplomasi, dan kualitas pemerintah).
C. Aspek Trigatra
1. Posisi dan Lokasi Geografi negara
Secara geografis wujud negara dapat berupa
(i) negara yang dikelilingi daratan seperti Laos, Swis, Afganistan, (ii) negara
daratan dengan sebagian perairan laut, seperti Irak, Brunai Darusalam, (iii)
negara pulau, seperti Australia dan Malagasi, dan (iv) negara kepulauan (Archipelagic
state), misalnya Indonesia. Bentuk, keadaan, dan lokasi geografi suatu negara
sangat mempengaruhi kehidupan bangsa yang mendiaminya dalam penyelenggaraan dan
pengaturan kesejahteraan dan keamanan. Negara kepulauan dalam membina ketahanan
nasionalnya akan lebih banyak memanfaatkan potensi lautnya. Posisi atau letak
geografis suatu negara akan sangat
menentukan peran negara tersebut dalam peraturan lalulintas dunia dan
akan menghadapi bentuk-bentuk ancaman yang berbeda. Dapat ditarik kesimpulan
bahwa letak geografis suatu negara akan berpengaruh terhadap ketahanan nasional
suatu bangsa.
Pengaruh
letak geografis terhadap politik melahirkan geopolitik dan geostrategi,
sehingga dikenal dengan wawasan nasional suatu bangsa yang tumbuh karena pengaruh
tersebut. Pengaruh tersebut dikenal dengan istilah wawasan benua, samudra, atau
kombinasinya. Bangsa Indonesia berpendapat bahwa wawasan-wawasan tersebut
diatas bersifat rawan dan tidak kekal. Namun, justru pemanfaatan tanah, air,
dan ruang yang diintegrasikan dengan unsur-unsur secara simultan didalam
suasana yang serasi, seimbang, dan dinamis dapat menunjang penyelenggaraan dan
pningkatan ketahanan nasional. Dengan demikian, setiap negara dapat
mengembangkan wawasan nasionalnya sendiri-sendiri sesuai dengan kondisi
geografisnya.
2. Keadaan dan Kekayaan Alam
Kekayaan alam suatu negara adalah segala
sumber dan potensi alam yang didapatkan di bumi, laut, dan udara yang berada
diwilayah suatu negara. Kekayaan alam itu meliputi flora, fauna, dan tambang
yang keberadaannya bisa di atmosfir, di permukaan bumi, dan di dalam bumi.
Kekayaan alam itu ada yang dapat diperbarui dan ada pula yang tidak dapat
diperbarui. Kekayaan alam yang ada di bumi didistribusikan secara tidak merata
atau tidak teratur, sehingga ada negara yang kaya sumber daya alam dan ada pula
negara yang miskin sumberdaya alam. Hal itu menyebabkan terjadinya
ketergantungan antarnegara yang pada gilirannya dapat menimbulkan problem
hubungan internasional yang kompleks. Suatu negara yang kebutuhan sumber daya
alamnya tidak terpenuhi pasti akan memenuhinya dengan berbagai upaya. Hal itu
tentu akan menimbulkan berbagai masalah, baik ekonomi, politik, sosial, budaya
maupun Hankam. Oleh karena itu, kekayaan alam sebagai kekuatan nasional harus dapat dikembangkan dan dimanfaatkan
untuk menunjang pembangunan nasional. Agar dapat mengatasi kerawanan dan
ancaman yang mungkin timbul, diperlukan menejemen pengelola SDA yang berdasarkan asas maksimal, lestari, dan
bedaya saing. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa kekayaan alam apabila
dikelola dengan baik dapat meningkatkan ketahanan nasional. Sebaliknya, jika
tidak dapat dikelola dengan baik justru akan menganggu ketahanan nasional.
3. Keadaan dan kemampuan Penduduk
Penduduk adalah manusia yang mendiami
suatu wilayah negara. Manusia, melalui tindakannya, merupakan faktor penentu
terciptanya ketahanan nasional yang baik. Artinya penyelenggaraan negara yang
dapat menciptakan kesejahteraan dan keamanan rakyatnya tergantung pada faktor manusia.
Hal-hal yang terkait dengan keadaan penduduk
suatu negara meliputi (i) jumlah penduduk dan perubahan jumlah penduduk
yang disebabkan oleh adanya fertilitas, mortalitas dan migrasi, (ii) komposisi
penduduk atau susunan penduduk menurut umur dan jenis kelamin, dan (iii)
persebaran penduduk. Keadaan penduduk sangat berpengaruh terhadap penyediaan
tenaga kerja pengelola kekayaan alam dan berpengaruh pula terhadap personal
yang mampu mengelol hankam. Oleh karena itu, agar dapat menyelenggarakan kesejahteraan
dan keamanan diperlukan keadaan penduduk yang memadai, baik jumlah, komposisi,
maupun persebarannya.
Segi positif dari pertumbuhan penduduk
adalah pertambahan angkatan kerja (man power). Artinya, bertambahnya tenaga
kerja (labour force) merupakan potensi terhadap peningkatan kapasitas produksi,
tetapi hal itu harus disertai dengan pertambah kesempatan kerja agar tidak
timbul persoalan yang lain, yaitu banyaknya pengangguran. Pada umumnya,
penduduk indonesia merupakan tenaga kerja yang kurang berkualitas. Berdasarkan
Human Development Index (HDI) pada tahun 2002, Indonesia berada pada ranking
110 dan pada tahun 2003 berada pada posisi 112 di bawah Vietnam (109), Filipina
(85), Thailand (74), Brunai Darusalam (31), Korea Selatan (30), dan Singapura
(28). Menurut Ibrahim, berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh
International Institute For Menegement DeVelopment (IMD) yang berkedudukan di
Lausanne Swiss, Indonesia merupakan negara yang brdaya saing terendah dari 49
negara yang diteliti.
Pertumbuhan penduduk yang cepat bila tidak
disertai dengan pertumbuhan lapangan kerja akan menimbulkan banyaknya
pengangguran. Sebagai contoh, peningkatan angka pengangguran yang disebabkan
oleh krisis moneter ternyata menimbulkan dampak sosial, ekonomi, dan Hankam.
Demikian pula, pertumbuhan penduduk yang tidak disertai oleh peningkatan
kualitas sumber daya manusia akan mengakibatkan ketimpangan sosial ekonomi dan
akhirnya juga akan melemahkan ketahanan nasional. Oleh karena itu, campur
tangan pemerintah dalam meningkatkan keseimbangan pertumbuhan dan penyebaran
penduduk sangat diperlukan. Pertumbuhan ekonomi yang seimbang dapat
meningkatkan ketahanan nasional.
D. Aspek Pancagatra
1. Aspek Ideologi
Ideologi suatu negara di artikan sebagai
guiding of principles atau prinsip yang dijadikan dasar atau pemberi arah dan
tujuan yang hendak dicapai dalam melangsungkan dan mengembangkan hidup dan
kehidupan nasional suatu bangsa (negara). Ideologi adalah pengetahuan dasar
atau cita-cita. Dengan kata lain, ideologi merupakan konsep yang mendalam
mengenai kehidupan yang dicita-citakan serta yang ingin diperjuangkan dalam
kehidupan nyata (Endang Zaelani Sukaya, 200:105).
Sesuai dengan kompleksitas kehidupan
manusia, ideologi dapat dijabarkan kedalam sistem nilai kehidupan, yaitu
serangkaian nilai yang tersusun secara sistematis dan merupakan kebulatan
ajaran dan doktrin. Faktor yang mempengaruhi ketahanan ideologi adalah nilai
dan sistem nilai. Ideologi yang baik harus mampu menampung aspirasi masyarakat,
baik secara individu maupu sosial. Agar dapat mencapai ketahanan nasional di
bidang ideologi diperlukan penghayatan dan pengalaman ideologi secara
sungguh-sugguh.
Agar bangsa Indonesia memiliki ketahanan
di bidang ideologi, pancasila harus di jadikan pandangan hidup bangsa dan
diperlukan pengalaman secara objektif dan subjektif. Semakin tinggi kesadaran
suatu bangsa untuk melaksanakan ideologi akan semakin tinggi ketahanan dibidang
ideologi.
2.
Politik
Dalam hal ini politik diartikan sebagai asa,
haluan, atau kebijaksanaan yang digunakan untuk mencapai tujuan dan kekuasaan.
Oleh karena itu, masalah politik sering dihubungkan dengan masalah kekuasaan
dalam suatu negara yang berada ditangan pemerintah. Kehidupan politik dapat
dibagi ke dalam 2 sektor, yaitu (i) sektor masyarakat yang berfungsi memberikan
masukan (input) yang terwujud dalam pernyataan keinginan dan tuntutan kebutuhan
serta (ii) sektor pemerintah yang berfungsi sebagai keluaran (out-put) yang
berupa kebijaksanaan yang melahirkan peraturan perundang-undangan sebagai
putusan politik.
Sistem politik yang diterapkan dalam suatu
negara sangat menentukan kehidupan politik di negara yang bersangkutan. Sistem
politik yang dilaksanakan biasanya merupakan pencerminan interaksi antara masukan
dan keluaran. Keseimbangan antara masukan dan keluaran itu bersifat dinamis dan
atau selalu berubah-ubah sesuai dengan tingkat stabilitas nasional. Upaya
bangsa indonesia untuk meningkatkan ketahanan di bidang politik adalah upaya
mencari keseimbangan dan keserasian antara masukan dan keluaran berdasarkan
Pancasila dan merupakan pencerminan dari demokrasi Pancasila. Dalam penyelenggaraannya diatur sebagai
berikut: (i) kebebasan individu tidak bersifat mutlak, tetapi harus
dilaksanakan secara bertanggungjawab, dan harus melekat pada kepentingan
bersama dan (ii) tidak akan terjadi dominasi mayoritas sebab tidak selaras
dengan semangat kekeluargaan yang mengutamakan musyawarah untuk memperoleh
mufakat.
3. Aspek Ekonomi
Kegiatan
ekonomi adalah seluruh kegiatan pemerintah dan masyarakat dalam mengelola
faktor produksi (SDA, tenaga kerja, modal, teknologi, dan menejemen) dan
distribusi barang serta jasa untuk kesejahteraan rakyat.
Upaya
meningkatkan ketahanan ekonomi adalah upaya meningkatkan kapasitas produksi dan
kelancaran barang dan jasa secara merata ke seluruh wilayah negara. Ketahanan
di bidang ekonomi erat sekali dengan ketahanan nasional.
Tekat
bangsa Indonesia untuk mewujudkan tujuan nasional yang termuat dalam Pembukaan
UUD 1945 dituangkan dalam pembangunan nasional. Karena pembangunan itu tidak
dapat dilakukan secara menyeluruh dalam waktu yang bersamaan, diperlukan
pembangunan yang menitikberatkan di bidang ekonomi dengan tidak mengabaikan
bidang-bidang lainnya.
Pembangunan
ekonomi bertujuan untuk meningkatkan pendapatan nasional. Namun demikian,
pelaksanaannya harus dapat menjamin aspek pemerataan dan keadilan. Hal ini
berarti harus mencegah semakin lebarnya jurang pemisah antara kaya dan miskin.
Dampak pelaksanaan pembangunan ekonomi diharapkan dapat mempercepat pertumbuhan
perluasan lapangan kerja.
Dalam
usaha mewujudkan ketahanan ekonomi bangsa diperlukan stabilitas ekonomi yang
sehat dan dinamis dan mampu menciptakan kemandirian dengan daya saing tinggi
serta muaranya untuk kemakmuran rakyat yang adil dan merata. Permbangunan
diharapkan dapat memantabkan ketahanan ekonomi, iklim usaha yang sehat,
memanfaatkan Iptek, tersedianya barang dan jasa, serta meningkatakn daya saing
dalam lingkup perekonomian global.
Agar
dapat tercipta ketahanan ekonomi yang diinginkan perlu upaya pembinaan terhadap
berbagai hal yang menunjang, diantaranya :
1) Sistem ekonomi diarahkan untuk kemakmuran
rakyat melalui ekonomi kerakyatan untuk menjamin kelangsungan hidup bangsa.
2) Ekonomi kerakyatan harus menghindari
a. Free fight lieberalism yang
menguntungkan pelaku ekonomi kuat
b. Sistem etatisme dimana negara beserta
aparatur ekonomi negara bersifat dominan serta mematikan potensi dan daya
kreasi unit-unit ekonomi diluar sektor negara
c. Tidak dibenarkan adanya pemusatan
kekuatan ekonomi pada suatu kelompok dalam bentuk monopoli yang bertentangan
dengan cita-cita keadilan.
3) Struktur ekonomi dimantapkan secara
seimbang dan saling menguntungkan dalam keselarasan dan keterpaduan antarsektor
pertanian, industri, dan jasa.
4) Pembangunan ekonomi dilaksanakan sebagai
usaha bersama atas dasar asas kekeluargaan, serta mendorong peran masyarakat
secara aktif. Perlu diusahakan kemitraan antar pelaku ekonomi dalam
wadah
kegiatan antara pemerintah, BUMN, koperasi, badan usaha swasta, dan sektor
informal untuk mewujudkan pertumbuhan, pemerataan, stabilitas ekonomi.
5) Pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya
harus senantiasa dilaksanakan melalui keseimbangan dan keselarasan pembangunan
antarwilayah dan antarsektor.
6) Kemampuan bersaing harus ditumbuhkan
dalam meningkatkan kemandirian ekonomi dengan memanfaatkan sumber daya nasional
dan memakai sarana ipteks dalam menghadapi setiap permasalahan, serta tetap
memperhatikan kesempatan kerja (Sumarsono, 2000:120).
Ketahanan
di bidang ekonomi dapat ditingkatkan melalui pembangunan nasional yang
berhasil, namun tidak dapat dilupakan faktor-faktor non teknis dapat
mempengaruhi karena saling terkait dan berhubungan, misatlnya stablilitas
ekonomi. Jadi faktor-faktor yang terkait dengan faktor-faktor non –teknis harus
diperhatikan. Dengan demikian, ketahanan ekonomi diharapkan mampu memelihara
stabilitas ekonomi melalui keberhasilan pembangunan, sehingga menghasilkan
kemandirian perekonomian nasional dengan daya saing yang tinggi.
4.Aspek
Sosial Budaya
Ketahanan
sosial budaya diartikan sebagai kondisi dinamik budaya bangsa yang berisi
keuletan untuk mengembangkan kekuatan nasional dalam menghadapi dan mengatasi
ATHG, baik yang datang dari dalam maupun luar, baik yang langsung maupun tidak
langsung, yang membahayakan kelangsungan hidup sosial NKRI berdasarkan
Pancasila dan UUD1945. Wujud ketahanan sosial budaya tercermin dalam kondisi
sosial budaya manusia yang dijiwai kepribadian nasional berdasarkan Pancasila,
yang mengandung kemampuan untuk mengembangkan kehidupan sosial budaya manusia
dan masyarakat Indonesia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan YME, rukun
bersatu, berkualitas, maju dan sejahtera, dalam kehidupan selaras, serasi,
seimbang serta kemampuan menangkal budaya asing yang tidak sesuai budaya
nasional. Esensi ketahanan budaya adalah pengaturan dan penyelenggaraan
kehidupan sosial budaya. Dengan demikian, ketahanan budaya merupakan
pengembangan sosial budaya dimana setiap warga masyarakat dapat mengembangkan
kemampuan pribadi dengan segenap potensinya berdasarkan nilai-nilai Pancasila
(Sumarsono, 2000:124). Nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila akan
diwujudkan sebagai aturan tuntutan sikap dan tingkah laku bangsa dan akan
memberikan landasan, semangat, jiwa secara khas yang merupakan ciri pada
elemen-elemen sosial budaya bangsa Indonesia.
Dalam
negara berkembang, ada fenomena perubahan sosial yang disebabkan adanya
faktor-faktor fisik geografis, biologis, teknologis dan kultural, terutama
faktor teknologis kultural memegang peranan penting untuk perubahan sosial.
Dari faktor diatas yang memegang peranan penting adalah faktor teknologi dan
kebudayaan karena perubahan itu berjalan sangat cepat. Perlu diketahui bahwa perubahan
sosial budaya diantaranya disebabkan oleh faktor yang datangnya dari luar dan
dari dalam; dan faktor dari luar biasanya jauh lebih dominan. Disadari atau
tidak, pengaruh budaya luar pasti sulit ditolak, namun hal yang perlu
diwaspadai adalah pengaruh dampak negatif yang mungkin akan terjadi yang dapat
membahayakan kepribadian bangsa. Dengan demikian, persoalan yang harus
dipecahkan adalah bagaimana caranya mengarahkan perubahan sosial itu, mengingat
pengaruh kebudayaan asing tidak dapat dicegah, sehingga tidak merusak kehidupan
masyarakat dan kepribadian bangsa Indonesia. Mengenai perubahan sosial Lukman
Sutrisno pernah menawarkan adanya Sosial Enggenerin, yaitu konsep mesin sosial
yang sangat berguna untuk meminimalisasi akibat terjadinya perubahan sosial
karena perubahan pasti terjadi akibat adanya globalisasi, pasar bebas,
modernisasi, revolusi transportasi, revolusi komunikasi.
Dalam
usaha meningkatkan ketahanan sosial budaya perlu disosialisasikan pengembangan
budaya lokal, pengembangan kehidupan beragama yang serasi, peningkatan
pendidikan kepramukaan yang mencintai budaya nusantara, dan penolakan budaya
asing yang bertentangan dengan nilai-nilai luhur bangsa. Disisi lain, budaya
yang harus dipertahankan adalah menjaga harmoni dalam kehidupan sebagai nilai
esensi manusia, menjaga keseimbangan dan keselarasan dengan alam, sesama
manusia (masyarakat), Tuhan, dan keseimbangan lahir, batin (fisik dan mental
spiritual).
Dalam
ketahanan di bidang budaya harus diingat bahwa demokrasi harus menyentuh seluruh
sendi-sendi kehidupan masyarakat, tidak hanya di bidang politik saja, melainkan
bidang ekonomi, budaya, dan agama. Oleh karena itu, sudah saatnya kalangan
intelektual kampus mengembangkan ketahanan nasional bukan hanya untuk
kepentingan kekuasaan sekelompok penguasa, namun untuk kepentingan keamanan dan
kesejahteraan seluruh bangsa agar dapat hidup aman dan damai dengan
mengedepankan nilai-nilai ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan
keadilan.
5. Aspek
Pertahanan dan Keamanan
Ketahanan
pertahanan dan keamanan diartikan sebagai kondisi dinamik kehidupan pertahanan
dan keamanan bangsa Indonesia yang berisi keuletan dan ketangguhan yang
mengandung kemampuan mengembangkan kekuatan nasional dalam menghadapi dan
mengatasi ATHG yang datang dari luar dan dalam, yang langsung dan tidak
langsung membahayakan identitas, integritas, dan kelangsungan hidup bangsa dan
negara berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Wujud ketahanan di bidang keamanan
tercermin dalam kondisi daya tangkal bangsa Indonesia yang dilandasi bela
negara seluruh rakyat yang mengandung kemampuan memelihara stabilitas
pertahanan dan keamanan negara yang dinamis, mengamankan pembangunan dan
hasil-hasilnya serta kemampuan mempertahankan kedaulatan negara dan menangkal
segala bentuk ancaman (Sumarsoso, 2000: 125). Dengan demikian, ketahanan di
bidang keamanan adalah keuletan dan ketangguhan bangsa dalam kesiapsiagaan
serta upaya serta upaya bela negara atau perjuangan rakyat semesta; di mana
seluruh kekuatan IPOLEKSOSBUD-HANKAM disusun, dikerahkan secara terpimpin,
terintegrasi, terkoordinasi, untuk menjamin kesinambungan pembangunan nasional
dan kelangsungan NKRI berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.
E.
Keamanan Dalam Negeri
Kebijakan
politik untuk mengamankan wilayah perbatasan belum seperti diharapkan, hal ini
terbukti banyak wilayah yang tidak diurus oleh Jakarta sehingga diklaim oleh
tetangga seperti diungkapkan oleh Siswono (2005:4)
Pada tahun
2002 terpampang di surat kabar kapal ikan asing yang meledak terbakar ditembak
oleh kapal perang kita. Mengingat setiap hari ribuan kapal asing mencuri ikan
di wilayah RI ada baiknya jika setiap bulan 10 kapal pencuri ikan ditembak
meriam kapal patroli AL, agar jera. Jikalau yang terjadi penyelesaian damai di
laut, maka pencurian ikan akan semakin hebat, dan penghormatan bangsa dan
negara lain akan merosot.
Potensi
desharmoni dengan negara tetangga adalah masalah perbatasan, tentu tidak nyaman
jika diperbatasan selalu tagang. Oleh karena itu perlu penegasan batas wilayah
agar saling menghormati wilayah masing-masing negara. Suasana yang harmonis
adalah kebutuhan hidup bertetangga dengan negara lain.
Kondisi
disepanjang perbatasan Kalimantan dengan kehidupan seberang perbatasan yang
lebih makmur dapat mengurangi kebanggaan warga di perbatasan pada negara kita.
Pulau-pulau di Kepulauan Riau yang ekonominya lebih berorientasi ke Singapura
dengan menerima dolar Singapura sebagai alat pembayaran juga dapat menerapkan
rasa kebanggaan Indonesia pada para penghuni pulau tersebut. Perekonomian di
Pulau Miangas dan Pulau Marampit lebih berorientasi ke Filipina Selatan akan
melemahkan semangat kebangsaan warganya.
Pengelolaan
wilayah perbatasan perlu segera ditingkatkan dengan membentuk “Kementerian
Perbatasan” yang mengelola kehidupan masyarakat perbatasan agar lebih makmur
dan mendapat kemudahan agar dapat mengakses daerah lain di wilayah NKRI.
Wilayah NKRI perlu dijaga secara de facto dengan menghadirkan penguasa local
seperti Lurah, Camat, seperti Polisi dan Tentara sebagai simbol kedaulatan
negara. Meskipun memiliki ribuan pulau tetapi tidak boleh meremehkan eksistensi
salah satu pulau atau perairan yang sekecil apapun pulau atau daratan, dan bila
itu wilayah
NKRIperlu dipertahankan dengan jiwa dan raga seluruh bangsa ini.
Masalah
keamanan dalam negeri yang cukup pelik adalah menangani Gerakan Aceh Merdeka
(GAM) yang tidak kunjung selesai karena perbedaan pandangan. Yang lain adalah
kasus Ambalat, berbula dengan lepasnya Timor-Timur 1999, kemudian kekalahan
diplomasi kita di Mahkamah Internasional dengan kasus Sipadan dan Ligitan,
2002, sehingga kedua pulau tersebut menjadi milik Malaysia.lepasnya kedua pulau
Sipadan dan Ligitan dengan waktu relatif singkat membuat rakyat Indonesia
menjadi trauma akan lepasnya blok Ambalat yang kaya minyak ke tangan Malaysia.
Keberhasilan Ketahanan Nasional
Kondisi
kehidupan nasional merupakan pencerminan ketahanan nasional yang mencakup aspek
ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya dan pertahanan dan keamanan, sehingga
ketahanan nasional adalah kondisi yang harus dimiliki dalam semua aspek
kehidupan bermasyarakat dan berbangsa, dan bernegara dalam wadah NKRI yang
dilandasi Pancasila, UUD 1945, dan landasan visional Wawasan Nusantara. Dalam
mewujudkan ketahanan nasional diperlukan kesadaran setiap warga negara
Indonesia, yaitu:
1. Memiliki semabngat perjuangan non fisik
berupa keuletan dan ketangguhan yang tidak mengenal menyerah yang mengandung
kemampuan mengembangkan kekuatan nasional dalam rangka menghadapi segala ATHG
baik yang datang dari luar dan dalam untuk menjamin identitas, integritas,
kelangsungan hidup bangsa dan negara serta perjuangan mencapai tujuan nasional.
2. Sadar dan peduli terhadap pengaruh yang
timbul pada aspek ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya, dan Hankam,
sehingga setiap WNI baik individu maupun kelompok dapat mengeliminir pengaruh
tersebut. Oleh karena bangsa Indonesia cinta damai tetapi lebih cinta damai
tetapi lebih cinta kemerdekaan. Hal tersebut tercermin dalam kesadaran bela
negara dan cinta tanah air.
Apabila
setiap WNI memiliki semangat juang, sadar dan peduli terhadap pengaruh yang
timbul dalam masyarakat berbangsa dan bernegara serta mengeliminir
pengaruh-pengaruh tersebut akan tercermin keberhasilan ketahanan Nasional
Indonesia. Untuk mewujudkan Ketahanan Nasional diperlukan suatu kebijakan umum
dan mengambil kebijakan yang disebut Polstranas (Sumarsoso, 2000:133).
G. Fungsi
Ketahanan Nasional
1.
Kedudukan Ketahanan Nasional
Konsepsi
Ketahanan Nasional merupakan suatu ajaran yang diyakini kebenarannya oleh
seluruh bangsa Indonesia serta merupakan cara terbaik yang perlu
diimplementasikan dalam kehidupan nasional yang ingin diwujudkan. Wawasan
Nusantara dan Ketahanan Nasional merupakan landasan konseptual yang didasari
oleh Pancasila dan UUD 1945 sebagai landasan ideal dan Konstitusional.
2.Fungsi
Ketahanan Nasional
Ketahanan
nasional berdasarkan tuntutan penggunaannya berfungsi sebagai Doktrin Dasar
Nasional atau sebagai Metode Pembinaan Kehidupan Nasional sebagai pola dasar
Pembangunan Nasional antara lain:
1. Konsepsi ketahanan nasional dalam fungsi
sebagai doktrin dasar nasional perlu dipahami untuk memimpin tetap terjadinya
polapikir, pola sikap, pola tindak dan pola kerja dalam menyatukan langkah
bangsa, baik yang bersifat inter regional (wilayah) inter sektoral maupun multi
disiplin.
2. Konsepsi Ketahanan Nasional dalam fungsi
sebagai pola dasar pembangunan, pada hakikatnya merupakan arah dan pedoman
dalam pelaksanaan pembangunan nasional di segala bidang secara terpadu dan
dilakukan sesuai rencana program.
3. Konsepsi Ketahanan Nasional dalam fungsi
sebagai metode pembinaan kehidupan nasional pada hakikatnya merupakan suatu
metode integral yang mencakup seluruh aspek yang terdiri dari aspek alamiah dan
aspek sosial.
H. Hakikat
Ketahanan Nasional
Pada
hakikatnya ketahanan nasional adalah kemampuan dan ketangguhan suatu bangsa
untuk menjamin kelangsungan hidupnya. Penyelenggaraan ketahanan nasional
dilakukan melalui pendekatan keamanan dan kesejahteraan sebagai berikut:
1)
Kesejahteraan digunakan untuk mewujudkan ketahanan yang berbentuk kemampuan
bangsa dalam menumbuhkan dan mengembangkan nilai-nilai nasional.
2)
Keamanan adalah kemampuan dalam melindungi keberadaan bangsa, serta melindungi
nilai-nilai luhur bangsa terhadap segala ancaman dari dalam maupun luar.
1.
Ketahanan Nasional dalam Bidang Pendidikan.
Pendidikan
pada hakikatnya adalah social futuristik, karena itu system dan penyelengara
pendidikan harus dapat memprediksi dengan tepat apa yang akan terjadi di masa
yang akan datang, dan system pendidikan harus dapat mempersiapkannya.
Ketahanan
nasional merupakan sikap dan ciri untuk dapat bertahan hidup sebagai suatu
satuan populasi dalam perjuangan hidup di dunia yang semakin interakstif dan
kompetitif. Perjuangan hidup terdiri atas persaingan dan kerjasama, sedang
ketahanan nasional makin kompleks karena batas-batas Negara makin kabur,
terkikis oleh kerjasama ekonomi, informasi global, dan perkembangan IPTEK.
Pendidikan
mempunyai tugas pokok yaitu pertama: mengajar keterampilan bertahan hidup
dengan pendidikan pragmatis. Kedua:
mempersiapkan warga Negara sesuai dengan kepribadian kelompok. Ketiga:
meningkatkan martabat manusia (humanisasi)
Dalam
aspek pertama, pendidikan mata pencaharian telah berubah terjadi urbanisasi dan
industrialisasi, dari sector agraris ke sector jasa, hidup lambat diubah ke
hidup cepat. Hal ini menuntut keterampilan, pengetahuan, kecepatan serta
komunikasi baru.
Dalam
aspek elkulturisasi telah terjadi assosiasi dan dessosiasi baru dalam
kelompok-kelompok di dunia dan gangguan terhadap isolasi budaya. Adanya ikatan
baru dengan interaksi yang bertambah, mosaic etnik mulai lebur dan pecah,
enkulturisasi mengalami peristiwa-peristiwa yang kadang kurang nyaman. Pendidikan
berperan mencoba menyesuaikan diri dengan proses ini.
Dalam
aspek humanisasi, kemajuan teknologi sangat cepat sedang dalam bidang moral,
etika, agama lebih lambat. Kedisiplinan tidak dapat ditatarkan, hal ini
memerlukan kondisi yang kondusif. Ketertinggalan tampak jelas terjadinya
kekerasan dimana-mana. Aspek-aspek di atas terbengkalai karena secara ekonomis
tidak menghasilkan nilai ekonomis dan politis yang dapat di manfaatkan.
Kegagalan
dalam aspek teknologi membuat bangsa tertinggal dalam bidang hasil bumi dan
pengetahuan, kita akan terisolasi, tergusur ke pinggiran, dan tidak berperan
dalam dunia global. Kegagalan dalam aspek moral menyebabkan bangsa tidak
beranjak dari rasio beradab-biadab.
Tampak
jelas hubungan antara pendidikan dan ketahanan nasional. Karena pendidikan
memang institusi budaya yang menyentuh awal seorang manusia, dan merupakan alat
utama ketahanan nasional.
2.
Ketahanan Nasional dalam Bidang Pangan
Harga
pangan tiga tahun terakhir mengalami peningkatan tiga kali lipat, tidak kecuali
bagi bangsa Indonesia. Tiga factor utama yang menyebabkan naiknya harga pangan
antara lain: 1). Gejala perubahan iklim yang mengacaukan ramalan produksi
pangan strategis. 2). Peningkatan permintaan komoditas pangan karena konversi
terhadap biofuel, dan 3). Aksi para infistor (spekulan) tingkat global karena
kondisi pasar keuangan yang tidak menentu.
Pembangunan
pertanian di Indonesia sebenarnya telah menunjukan kontribusi yang sukar
terbantahkan, bahwa peningkatan produktivitas tanaman pangan melalui varietas
unggul, lonjakan produksi peternakan dan perikanan telah terbukti mampu
mengatasi persoalan kelaparan pada empat dasa warsa terakhir. Pembangunan
perkebunan dan agro industri juga telah
mampu mengantarkan pada kemajuan ekonomi bangsa, perbaikan kinerja ekspor, dan
penyerapan tenaga kerja.
Singkatnya,
kinerja perjalanan pertanian Indonesia jauh lebih komprehensif dibandingkan
dengan angka 3,51% pertahun rata-rata pertumbuhan pada periode 1960-2006,
dihitung dari Badan Pusat Statistik (BPS) dan Organisasi Pangan dan Pertanian
Dunia (FAO).
Strategi
baru yang coba ditawarkan sehubungan dengan determinan pola baru pembangunan
pertanian dimasa mendatang. Strategi yang telah terbukti dan telah teruji
selama ini tidak harus ditinggalkan hanya perlu dilengkapi dengan demensi
berikut :
1)
Pembangunan pertanian wajib mengedepankan riset dan pengembangan terutama yang mampu menjawab tantangan adaptasi
perubahan iklim.
2)
Integrasi pembangunan ketahanan pangan dengan strategi pengembangan energi,
termasuk energi alternative.
3)
Pembangunan pertanian perlu inheren perlu melindungi petani produsen (dan
konsumen).
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Ketahanan
Nasional merupakan kondisi dinamis suatu bangsa, berisi keuletan dan
ketangguhan yang mengandung kemampuan untuk mengembangkan kekuatan nasional,
dalam menghadapi dan mengatasi segala tantangan, ancaman, hambatan, serta
gangguan baik yang datang dari luar dan dalam yang secara langsung dan tidak
langsung membahayakan integritas, identitas, kelangsungan hidup bangsa dan
negara serta perjuangan mengejar Tujuan Nasionalnya.Ketahanan nasional
berdasarkan tuntutan penggunaannya berfungsi sebagai Doktrin Dasar Nasional
atau sebagai Metode Pembinaan Kehidupan Nasional sebagai pola dasar Pembangunan
Nasional. Pada hakikatnya ketahanan nasional juga sebagai Penyelenggaraan
ketahanan nasional dilakukan melalui pendekatan keamanan dan kesejahteraan
sebagai Kesejahteraan digunakan untuk
mewujudkan ketahanan yang berbentuk kemampuan bangsa dalam menumbuhkan dan
mengembangkan nilai-nilai nasional. dan Keamanan adalah kemampuan dalam
melindungi keberadaan bangsa, serta melindungi nilai-nilai luhur bangsa
terhadap segala ancaman dari dalam maupun luar.
Komentar
Posting Komentar