Langsung ke konten utama

Material Ramah Lingkungan

Material Ramah Lingkungan sangatlah dibutuhkan saat ini karena setiap pembangunan pasti akan berdampak buruk terhadap lingkungan. Tugas ini lah yang menjadi peranan penting bagi Arsitek untuk meminimalisir dampak buruk tersebut dengan menggunakan material bangunan yang ramah akan lingkungan.

Berikut ini adalah contoh Material-material Ramah Lingkungan untuk Rumah / Bangunan :

1. Bambu

Tidak ada yang tidak kenal dengan material yang satu ini, dong, ya? Tanaman asli Asia ini disebut-sebut sebagai material ramah lingkungan karena mudah sekali terbarukan. Tanaman bambu hanya membutuhkan beberapa tahun untuk tumbuh. Batang bambu yang usianya 3-6 tahun sudah bisa dipanen dan dimanfaatkan. Coba bandingkan dengan kebanyakan kayu solid yang membutuhkan waktu tumbuh hingga bisa dipanen, mencapai 15-20 tahun.
Satu hal yang perlu diperhatikan saat akan menggunakan bambu sebagai materia untuk furnitur atau rumah Anda, kandungan pengawetnya. Beberapa produsen bambu menggunakan cairan kimia untuk mengawetkan atau proses finishing pada bambu. Jadi jelilah memilih. Bukan berarti harus 100% bebas zat kimia, kalau kadarnya masih rendah,di bawah 0,3 ppm, masih aman, kok.

2. Kayu Buangan

Hah, masa ada, sih, yang namanya kayu buangan? Ada. Contohnya jati. Kalau sempat ke hutan jati di Jawa Tengah, Anda akan menemukan para petani jati menyiangi ranting-ranting jati dan membuangnya begitu saja. Kadang-kadang ranting jati tadi dimanfaatkan juga sebagai kayu bakar. Sayang sekali, bukan?
Nah, daripada terbuang percuma, ranting-ranting ini sebenarnya bisa dikumpulkan dan dijadikan furnitur. Sekarang ini sudah ada desainer-desainer produk yang membuat furnitur dari susunan ranting jati dan jenis buangan kayu lainnya.
Kayu buangan sebenarnya bukan hanya ranting jati, sisa-sisa potongan kayu pun bisa digolongkan kayu buangan. Dengan kreativitas dan kepedulian terhadap lingkungan, bukan hal mustahil bagi para arsitek, desainer interior, dan desainer produk menciptakan karya-karya yang luar biasa dari material buangan ini.

3. Material Daur Ulang

Kata daur ulang sudah identik dengan ramah lingkungan, jauh sebelum isu pemanasan global marak dibicarakan. Sekarang makin banyak produsen material yang menggunakan bahan-bahan daur ulang.
Wallcover, pelapis laminasi (HPL), lantai parket, dan sebagainya. Tinggal tanya sang produsen, dengan senang hati mereka akan memperkenalkan produk ramah lingkungan dari perusahaan mereka. Sayangnya, kebanyakan produsen masih membandrol produk-produk berlabel green mereka dengan harga relatif mahal.

4. Memanfaatkan Lagi Barang-barang Bekas

Sedikit mirip dengan pemanfaatan material daur ulang, bedanya kali ini memanfaatkan barang-barang bekas untuk jadi barang lain yang berfungsi baru. Misalnya pintu bekas yang rusak di beberapa bagiannya, mungkin tidak bisa lagi berfungsi maksimal sebagai kayu, tapi kita bisa “menyulapnya” jadi benda lain, meja misalnya. Dengan demikian si pintu tidak begitu saja menjadi sampah, kan?

5. Kain-kain yang Mudah Terurai (Biodegradable)

Wol dan katun adalah contoh kain yang berasal dari alam, mudah terbarukan, dan mudah terurai (biodegradable). Di Indonesia mungkin kita masih jarang menemui karpet 100% wol, atau sarung cushionyang 100% katun. Sebagian besar masih dicampur dengan serat-serat kain sintetis, salah satunya polyester.
Tapi hati-hati juga memilih produk berbahan wol dan katun, meskipun kadarnya 100%. Zat pewarna yang digunakan, bukan tidak mungkin mengandung zat kimia yang sulit diurai oleh alam. Jadi, tidak bisa sembarangan juga.

6. Gabus (Cork)

Eits, jangan samakan gabus dengan styrofoam, ya. Kita sering menjumpainya sebagai tutup botol di botol-botol anggur (wine). Kalau Anda masih menyimpan termos-termos lama, biasanya penutupnya juga terbuat dari gabus yang dilapisi kain.
Di banyak negara gabus tidak hanya sekadar menjadi tutup botol. Gabus digunakan juga sebagai bahan parket, top table, kap lampu, dan berbagai aksesori.
Gabus terbuat dari kulit kayu. Mengapa gabus digolongkan sebagai material ramah lingkungan? Karena bisa didaur ulang, biodegradable, dan untuk membuatnya tidak perlu menebang pohon, karena kulit kayu, bahan dasar gabus, diambil semasa pohon tumbuh. Dalam waktu singkat, kulit ini akan tumbuh kembali.
Kelihatannya memang rumit, ya, harus memilah-milah material untuk rumah kita. Tapi bukan berarti lantas kita malas memulai. Kalau tidak sekarang, kapan lagi?
Enam material ramah lingkungan yang barusan kita bahas ini hanya sekadar contoh. Pasti masih banyak material lain yang mungkin bisa digolongkan sebagai green material

Sumber : atelierriri.com


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pemuda dan Sosialisasi

Pemuda adalah individu yang bila dilihat secara fisik sedang mengalami perkembangan dan secara psikis sedang mengalami perkembangan emosional, sehingga pemuda merupakan sumber daya manusia pembangunan baik saat ini maupun masa datang. Dalam pembagian jenjang usia  menurut draft RUU Kepemudaan, Pemuda adalah mereka yang berusia antara 18 hingga 35 tahun. Menilik dari sisi usia maka pemuda merupakan masa perkembangan secara biologis dan psikologis.  Oleh karenanya pemuda selalu memiliki aspirasi yang berbeda dengan aspirasi masyarakat secara umum. Dalam makna yang positif aspirasi yang berbeda ini disebut dengan semangat pembaharu. Dalam kosakata bahasa Indonesia, pemuda juga dikenal dengan sebutan generasi muda dan kaum muda.  Dengan tingginya rasa optimistis dan semangat juang didalam jiwa pemuda, maka pemuda perlu dibina dan dikembangkan dengan cara yang baik dan benar. Menurut BAPPENAS (Kementrian Perencanaan Pembangunan Nasional), Pembinaan generasi muda pad

WAWASAN NUSANTARA

KATA PENGANTAR Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, saya panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga saya dapat menyelesaikan makalah tentang Intergrasi Ilmu Arsitektural dalam Memperkokoh Persatuan dan Kesatuan Masyrakat Indonesia. Makalah ilmiah ini telah saya susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu saya menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini. Terlepas dari semua itu, Saya menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka saya menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini. Akhir kata saya berharap semoga makalah Wawasan Nusantara dapat memberikan manfaat maupun in s pirasi terha

MANUSIA DAN PENDERITAAN

PENGERTIAN PENDERITAAN Penderitaan berasal dari kata derita. Kata derita berasal dari bahasa sansekerta dara artinya menahan atau menanggung. Derita artinya menanggung atau merasakan sesuatu yang tidak menyenangkan. Penderitaan dapat berupa penderitaan lahir atau batin atau lahir dan batin. Penderitaan termasuk realitas manusia dan dunia. Intensitas penderitaan bertingkat-tingkat, ada yang berat, ada yang ringan. Namun peranan individu juga menentukan berat-tidaknya intensitas penderitaan. Suatu peristiwa yang dianggap penderitaan oleh seseorang belum tentu merupakan penderitaan bagi orang lain. Dapat pula suatu penderitaan merupakan energi untuk bangkit kembali bagi seseorang, atau sebagai langkah awal untuk mencapai kenikmatan dan kebahagiaan.Berbagai kasus penderitaan terdapat dalam kehidupan. Banyaknya macam kasus penderitaan sesuai dengan liku liku kehidupan manusia. Penderitaan fisik yang dialami manusia tentulah diatasi dengan cara medis untuk mengurangi atau